Rabu, 14 Disember 2011

KeWaJiPaN mEnGiNgAtI aLlAh, BeRsYuKuR, bErTaSbIh, BeRtAkBiR & mEmUjINya

Mengingati Allah selalu akan menghilangkan rasa cemas, ragu-ragu dan tidak percaya diri. Mengingati Allah dapat melindungi hati dari kesesatan. Mengingati Allah merupakan ubat yang mujarab, makanan yang diberkati, ubat yang bermanfaat dan makanan yang baik.

Dengan mengingati Allah bererti mengesakanNya dari sekutu-sekutuNya, menjadikan orang-orang yang ditimpa musibah menjadi sabar, dan menyejukkan hati mereka yang gundah gulana. Mengingati Allah dapat memberikan ketenteraman pada saat-saat yang menggoncangkan dan pada saat-saat terjadinya fitnah. 

Allah telah Menyuruh ummah-Nya agar selalu mengingati-Nya dan bersyukur kepada-Nya. Allah subhanahu wa ta`ala telah mengkhabarkan segala makhluk telah bertasbih kepada-Nya dan mereka semua tunduk patuh kepada-Nya. Allah subhanahu wa ta`ala berfirman:

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
(surah al-Israa', ayat 44)

"Lelaki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah." 
(surah al-Ahzaab, ayat 35)

"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam Penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar). 
(surah at-Tuur, ayat 48-49)

Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam telah bersabda mengenai anjuran untuk mengingat dan bertasbih kepada Allah:

"Perumpamaan bagi orang yang mengingati Tuhannya dan orang-orang yang tidak mengingat adalah seperti orang hidup dan orang yang mati." 
(sohih Bukhari wa Muslim)

"Perkataan subhanallah, walhamdulillah, wa Lailaha illallah, wallahu akbar lebih aku sukai daripada terbitnya matahari." 
(hadith riwayat Abu Hurairah)

Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam bersabda kepada salah seorang sahabatnya yang bermaksud:
"Mahukah kamu akau tunjukkan tentang perkataan yang berasal dari gudang syurga, iaitu kamu berkata: La haula wa laa quwwata illa billah." 
(sohih Bukhari wa Muslim)

Orang yang suka mengingati Allah, dialah yang paling bahagia. Dialah yang paling banyak bertasbih, bertakbir, bertahmid dan bertahlil. Sesiapa yang menyibukkan diri dengan mengingati Allah maka Allah akan menjadikan hati orang tersebut hanya sibuk dengan ketaatan kepada-Nya. Dan sesiapa yang menyibukkan diri dengan perkara selain Allah maka Allah akan membuat orang tersebut menjadi sibuk dengan dirinya sendiri dan memenuhi hatinya dengan kesibukan serta mengekalkan kefakirannya dan menyia-nyiakan umurnya. Allah juga akan membuat orang tersebut kesukaran untuk mencapai apa yang diingininya dan Allah akan menutup pintu kebaikan dan pintu rahmat kepada orang tersebut.

Oleh kerana itu, sebaiknya kita selalu ingat kepada Allah. Ini disebabkan kerana Allah adalah pemilik nikmat, kebaikan dan keutamaan. Allah subhanahu wa ta`ala adalah Zat yang paling berhak untuk disembah, ditaati, diingati dan disyukuri. Allah Maha Agung dan Maha Tinggi.

- petikan dari buku Al-`Azhamah: KEAGUNGAN - Kebesaran Ilahi Pada Tiap Sesuatu 
karangan Dr `Aidh Abdullah Al-Qarni

aLaNgKaH hInAnYa & LeMaHnYa HaMbAmU iNi....

Tuhan! Alangkah hina dan lemahnya hamba-Mu ini,
Langsung tidak ada kuasa dan kudrat,
Kuasa dan kudrat sepenuhnya adalah milik-Mu,
Jika di waktu aku duduk,
Aku boleh Engkau menjatuhkan,
Aku boleh Engkau matikan,
Dan aku boleh Engkau lalaikan,
Di waktu rehat-rehat,
Engkau boleh jadikan aku pening kepala dengan tiba-tiba,
Aku boleh jatuh,
Aku boleh tidak sedarkan diri bahkan boleh mati,
Di waktu sedang aku makan,
Engkau boleh tercekikkan aku,
Boleh aku tercekik tulang,
Boleh bila-bila masa sahaja di waktu itu aku tumbang,
Di waktu bercakap-cakap, Engkau boleh buat apa sahaja denganku,
Engkau boleh lupakan aku tentang sesuatu yang hendak dicakapkan,
Boleh di waktu itu aku terbatuk-batuk,
Boleh rebah di waktu itu,
Di dalam masa tidur,
Engkau boleh tidurkan aku terus tidur,
Iaitu daripada mulanya aku tidur kecil terjadi tidur besar,
Atau bangkit-bangkit tidur terus sahaja mati,
Itu terpulanglah kepada Engkau,
Engkau boleh buat apa saja kepadaku,
Di mana aku berada, di waktu bila, di dalam keadaan apa;
Macam-macam Engkau boleh jadikan aku...,

Manalah ada kuasa padaku,

Sedikit pun tiada kudratku,
Kerana itulah nasibku seluruhnya aku serahkan kepada-Mu,
Kesihatanku, makan minumku, keselamatan aku, aku serahkan kepada-Mu,
Kerehatanku, kesenanganku dan kebahagiaanku;
Aku yakin Engkau tidak menzalimi hamba-hamba-Mu,
Kalau begitu, seluruh hidup matiku,
Aku serahkan kepada-Mu,
Kerana aku langsung tidak ada kuasa apa-apa,
Terserahlah kepada-Mu Tuhan,
Tapi aku baik sangka dengan-Mu.




wAjAh YaNg BeRcAhAyA

Bagaimanakah ciri-ciri orang yang bakal masuk Surga atau masuk Neraka? Salah satunya digambarkan Allah lewat idiom cahaya. Orang-orang yang beriman dan banyak amal salehnya, kata Allah, akan memancarkan cahaya di wajahnya. Sebaliknya, orang-orang yang kafir dan banyak dosanya akan 'memancarkan' kegelapan. Hal itu dikemukakan olehNya di ayat-ayat berikut ini:

QS Al Hadiid (57) : 12

"Pada hari dimana kalian melihat orang-orang beriman laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya."

QS. Yunus (10) : 27

“… seakan-akan wajah mereka ditutupi oleh kepingan-kepingan malam yang gelap gulita, mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Kenapakah orang-orang yang beriman dan banyak pahalanya memancarkan cahaya, sedangkan yang banyak dosa 'memancarkan' kegelapan alias kehilangan cahaya?


Ini memang rahasia yang sangat menarik. Allah sangat sering menggunakan istilah cahaya di dalam Al Qur’an. Dia mengatakan bahwa Allah adalah cahaya langit dan Bumi (QS. 24:35). Firman firmanNya juga berupa cahaya (Qur’an QS. 4:174; Taurat QS. 5:44; Injil QS. 5:46). Malaikat sebagai hamba-hamba utusanNya juga terbuat dari badan cahaya. Dan pahala adalah juga cahaya (QS. 57:19). Karena itu orang-orang yang banyak pahalanya memancarkan cahaya di wajahnya (QS. 57:12).


Kunci pemahamannya adalah di Al Qur’an Surat An Nuur: 35. Di ayat itu Allah membuat perumpamaan bahwa DzaNya bagaikan sebuah pelita besar yang menerangi alam semesta. Pelita itu berada di dalam sebuah lubang yang tidak tembus. Tetap di salah satu bagian yang terbuka, ditutupi oleh tabir kaca


Dari tabir kaca itulah memancar cahaya ke seluruh penjuru dunia, bagaikan sebuah mutiara. Pelita itu dinyalakan dengan menggunakan minyak Zaitun yang banyak berkahnya, yang sinarnya memancar dengan sendirinya tanpa disentuh api. Cahaya yang dipancarkan pelita itu berlapis-lapis, mulai dari yang paling rendah frekuensinya sampai yang tertinggi menuju cahaya Allah.


Ayat tersebut memberikan perumpamaan yang sangat misterius tetapi sangat menarik. Dia mengatakan bahwa hubungan antara Allah dengan makhlukNya adalah seperti hubungan antara Pelita (sumber cahaya) dengan cahayanya. Artinya makhluk Allah ini sebenarnya semu saja. Yang sesungguhnya ADA adalah DIA. Kita hanya 'pancaran atau pantulan' saja dari eksistensiNya.


Nah, cahaya yang dipancarkan oleh Allah itu berlapis-lapis mulai dari yang paling jelek (Kegelapan) sampai yang paling baik (Cahaya Putih Terang). Allah telah menetapkan dalam seluruh ciptaanNya itu bahwa Kegelapan mewakili Kejahatan dan Keburukan. Sedangkan Cahaya Terang mewakili Kebaikan.


Maka, kalau kita ingin memperoleh kebaikan dan keberuntungan, kita harus memperoleh cahaya terang. Dan sebaliknya kalau kita mempoleh kegelapan berarti kita masuk ke dalam lingkaran kejahatan dan kerugian.


Yang menarik, ternyata 'cahaya' dan 'kegelapan' itu digunakan oleh Allah di dalam firmannya sebagai ungkapan yang sesungguhnya. Misalnya ayat-ayat yang saya kutipkan di atas. Bahwa orang-orang yang beriman, kelak di hari kiamat, benar-benar akan memancarkan cahaya di wajahnya. Sedangkan orang-orang kafir, justru kehilangan cahaya alias wajahnya gelap gulita.


Dari manakah cahaya di wajah orang beriman itu muncul? Ternyata berasal dari berbagai ibadah yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Setiap ibadah yang diajarkan rasulullah kepada kita selalu mengandung dua unsur, yaitu ingat kepada Allah (dzikrullah) dan membaca firmanNya yang berasal dari KitabNya. Baik ketika kita membaca syahadat, melakukan shalat, mengadakan puasa, berzakat, maupun melaksanakan ibadah haji.


Nah, dari kedua kedua unsur itulah cahaya Allah muncul. Bagaimanakah mekanismenya? Sebagaimana dikatakan di atas, bahwa Allah adalah sumber cahaya langit dan Bumi. Maka ketika kita berdzikir kepada Allah, kita sama saja dengan memproduksi getaran getaran cahaya. Asalkan berdzikirnya khusyuk dan menggetarkan hati. Kuncinya adalah pada 'hati yang bergetar.’


Hati adalah tempat terjadinya getaran yang bersumber dari kehendak jiwa. Ketika seseorang marah, maka hatinya akan berdegup keras. Semakin marah ia, semakin kencang juga getarannya. Demikian pula ketika seseorang sedang sedih, gembira, berduka, tertawa, dan lain sebagainya.


Getaran yang kasar akan dihasilkan jika kita sedang dalam keadaan emosional. Sebaliknya getaran yang lembut akan muncul ketika kita sedang sabar, tenteram dan damai.


Ketika sedang berdzikir, hati kita akan bergetar lembut. Hal ini dikemukan oleh Allah, bahwa orang yang berdzikir hatinya akan tenang dan tenteram.


QS. Ar Ra’d (13) : 28

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah lah hati menjadi tenteram.”

Ketika seseorang dalam keadaan tenteram, getaran hatinya demikian lembut. Amplitudonya kecil, tetapi frekuensinya sangat tinggi. Semakin tenteram dan damai hati seseorang maka semakin tinggi pula frekuensinya. Dan pada, suatu ketika, pada frekuensi 10 pangkat 13 sampai pangkat 15, akan menghasilkan frekuensi cahaya.


Jadi, ketika kita berdzikir menyebut nama Allah itu, tiba-tiba hati kita bisa bercahaya. Cahaya itu muncul disebabkan terkena resonansi kalimat dzikir yang kita baca. lbaratnya, hati kita adalah sebuah batang besi biasa, ketika kita gesek dengan besi magnet maka ia akan berubah menjadi besi magnetik juga. Semakin sering besi itu kita gesek maka semakin kuat kemagnetan yang muncul daripadanya.


Demikianlah dengan hati kita. Dzikrullah itu menghasilkan getaran-getaran gelombag elektromagnetik dengan frekuensi cahaya yang terus menerus menggesek hati kita. Maka, hati kita pun akan memancarkan cahaya. Kuncinya, sekali lagi, hati harus khusyuk dan tergetar oleh bacaan itu. Bahkan, kalau sampai meneteskan air mata.


Unsur yang kedua adalah ayat-ayat Qur’an. Dengan sangat gamblang Allah mengatakan bahwa Al Qur'an ada cahaya. Bahkan, bukan hanya Al Qur’an, melainkan seluruh kitab-kitab yang pernah diturunkan kepada para rasul itu mengandung cahaya.


QS. An Nisaa' (4) : 174

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an).”

QS. Al Maa’idah (5 ) : 44

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat, di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya …”

QS Al Maa’idah (5 ) : 46

"Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil, sedang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya . . . "

Artinya, ketika kita membaca kalimat-kalimat Allah itu kita juga sedang mengucapkan getaran-getaran cahaya yang meresonansi hati kita. Asalkan kita membacanya dengan pengertian dan pemahaman. Kuncinya, hati sampai bergetar. Jika tidak mengetarkan hati, maka proses dzikir atau baca Al Qur’an itu tidak memberikan efek apa-apa kepada jiwa kita. Yang demikian itu tidak akan menghasilkan cahaya di hati kita.


Apakah perlunya menghasilkan cahaya di hati kita lewat kegiatan dzikir, shalat dan ibadah-ibadah lainnya itu? Supaya, pancaran cahaya di hati kita mengimbas ke seluruh bio elektron di tubuh kita. Ketika cahaya tersebut mengimbas ke miliaran bio elektron di tubuh kita, maka tiba-tiba badan kita akan memancarkan cahaya tipis yang disebut 'Aura'. Termasuk akan terpancar di wajah kita.


Cahaya itulah yang terlihat di wajah orang-orang beriman pada hari kiamat nanti. Aura yang muncul akibat praktek peribadatan yang panjang selama hidupnya, dalam kekhusyukan yang sangat intens. Maka Allah menyejajarkan atau bahkan menyamakan antara pahala dan cahaya, sebagaimana firman berikut ini.


QS. Al Hadiid (57) : 19

“... bagi mereka pahala dan cahaya mereka…”

Dan ternyata cahaya itu dibutuhkan agar kita tidak tersesat di Akhirat nanti. Orang-orang yang memililki cahaya tersebut dapat berjalan dengan mudah, serta memperoleh petunjuk dan ampunan Allah. Akan tetapi orang-orang yang tidak memiliki cahaya, kebingungan dan berusaha mendapatkan cahaya untuk menerangi jalannya.


QS. Al Hadiid (57) : 28

“…dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu.”

QS. Al Hadiid (57) 13

"Pada hati ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman : "Tunggulah kami, supaya kami bisa mengambil cahayamu."
Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang, dan carilah sendiri cahaya (untukmu). "Lalu diadakanlah di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya ada siksa."

QS. Ali lmraan (3) : 106 - 107

"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri dan ada Pula yang menjadi hitam muram. 'Ada pun orang-orang yang hitam muram mukanya, (dikatakan kepada mereka) : kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.

"Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada di dalam rahmat Allah, mereka kekal di dalamnya.”


Jadi, selain wajah yang memancarkan cahaya, Allah juga memberikan informasi tentang orang-orang kafir yang berwajah hitam muram. Bahkan di QS. 10 : 27 dikatakan Allah, wajah mereka gelap gulita seperti tertutup oleh potongan¬-potongan malam.


Dalam konteks ini memang bisa dimengerti bahwa orang -orang kafir yang tidak pernah beribadah kepada Allah itu wajahnya tidak memancarkan aura. Sebab hatinya memang tidak pernah bergetar lembut. Yang ada ialah getaran-getaran kasar.


Semakin kasar getaran hati seseorang, maka semakin rendah pula frekuensi yang dihasilkan. Dan semakin rendah frekuensi itu, maka ia tidak bisa menghasilkan cahaya.


Bahkan kata Allah, di dalam berbagai firmanNya, hati yang semakin jelek adalah hati yang semakin keras, tidak bisa bergetar. Seperti yang pernah saya singgung sebelumnya, tingkatan hati yang jelek itu ada 5, yaitu : 1. Hati yang berpenyakit (suka bohong, menipu, marah, dendam, iri, dengki disb), 2. Hati yang mengeras. 3. hati yang membatu. 4. Hati yang tertutup. dan 5. Hati yang dikunci mati oleh Allah.


Maka, semakin kafir seseorang, ia akan semakin keras hatinya. Dan akhirnya tidak bisa bergetar lagi, dikunci mati oleh Allah. Naudzu billahi min dzalik. Hati yang:seperti itulah yang tidak bisa memancarkan aura. Wajah mereka gelap dan muram.


QS. Az Zumaar (39) : 60

"Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta kepada Allah, mukanya menjadi hitam."

QS. Al An’aam (6) : 39

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita…”

Seperti yang telah saya kemukakan di depan, bahwa ternyata kegelapan itu ada kaitannya dengan kemampuan indera seseorang ketika dibangkitkan. Di sini kelihatan bahwa orang-orang kafir itu dibangkitkan dala keaaan tuli, bisu, buta, dan sekaligus berada di dalam kegelapan. Sehingga mereka kebingungan. Dan kalau kita simpulkan semua itu disebabkan oleh hati mereka yang tertutup dari petunjuk-petunjuk Allah swt.


QS. Al Hajj (22) : 8

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab yang bercahaya."

QS. Al Maa’idah (5 ) : 16

“…dan (dengan kitab itu) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya.”

QS. Al A’raaf (7) : 157

“…dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

QS. An Nuur (24) : 40

“…dan barangsiapa tidak diberi cahaya oleh Allah, tidaklah ia memiliki cahaya sedikit pun.”

QS. At Tahriim (66) : 8

"Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah, dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan para nabi dan orang-orang beriman yang bersama dengan dia, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan : Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

KeLeBiHaN mEmBaCa Al-QuRaN & bErZiKiR

Daripada Ibnu Umar r.a. berkata, sabda Rasulullah s.a.w, ”Sesungguhnya hati ini berkarat seperti mana berkaratnya besi apabila terkena air, seorang sahabat bertanya, “bagaimana menghapuskan karat tersebut’? Jawab Nabi s.a.w., banyakkan menyebut mati dan membaca al-Quran.

Rumah yang jika dibaca di dalamnya al-Quran, akan dikunjungi para Malaikat dan dijauhi syaitan dan selesa kehidupan ahli rumah tersebut dan banyak kebaikan dan kurang kejahatan dan ada pun rumah yang tidak dibaca di dalamnya al-Quran dikunjungi para syaitan dan dijauhi para Malaikat. Tidak selesa kehidupan ahli rumah tersebut, sedikit kebaikan dan banyak kejahatan.

Suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, mengatakan pernah Rasulullah s.a.w berlalu seraya melihat satu halaqah (perkumpulan) para sahabat, lalu baginda berujar: Apakah gerangan kamu berkumpul di sini? Jawab mereka: “Kami duduk berzikir kepada Allah Azzawajalla yang telah memberi petunjuk dengan Agama Islam, dan telah bermurah hati atas kami dengan hidayatnya. Ujar baginda: “Demi Allah, benarkah itu yang menyebabkan kamu berkumpul itu? Jawab mereka: “Demi Allah, kami tidak berkumpul di sini melainkan atas tujuan itu semata-mata.” Ujar baginda pula: “Sebenarnya aku tidak meminta kamu bersumpah kerana aku masih meragukan kebenaran kamu, tetapi Jibril a.s. telah mendatangiku dan memberitahuku, bahawasanya Allah Ta’ala memuji-muji kamu di hadapan para Malaikat.”

Dalam satu riwayat lain dikeluarkan oleh al-Hakim, bahawa Rasulullah s.a.w. mendapati suatu kelompok orang sedang berzikir kepada Allah Ta’ala, maka ujar baginda: “Apa yang kamu bicarakan, sesungguhnya aku lihat rahmat Allah sedang menghujani kamu, dan aku pun ingin menyertai kamu sekalian.”

Pernah satu ketika seorang sahabat Rasulullah saw, Ibnu Masud didatangi oleh seorang lelaki yang raut wajahnya murung (berduka). Lalu lelaki itu berkata: "Wahai Ibnu Mas'ud, berikanlah kepadaku satu nasihat yang dapatku jadikan sebagai penawar untuk hatiku yang gelisah ini. Sejak akhir-akhir ini, perasaanku tidak begitu tenteram, jiwaku sentiasa gelisah, fikiranku juga selalu kusut. Aku tidak selera hendak makan, tidurku pun tidak lena."

Mendengar itu Ibnu Mas'ud terus berkata: "Sekiranya itulah penyakit yang menimpa jiwamu, maka hendaklah kamu bawa hatimu mengunjungi tiga tempat iaitu , tempat orang membaca al Quran sama ada kamu membacanya atau kamu mendengarnya. Kedua, majlis pengajian yang mengingatkan hatimu kepada Allah dan ketiga, carilah tempat dan waktu yang sesuai supaya kamu dapat beribadat kepada Allah SWT dengan khusyuk dan tulus ikhlas."

Sebenarnya segala-galanya berbalik pada hati kita ini. Sebab itu kita perlu banyak berdoa agar hati kita sentiasa dekat dengan Allah SWT. Hanya dengan doa barulah kita boleh khusyuk dan cubalah amalkan doa ini yang mafhumnya: "Ya Allah Ya Tuhanku , sesungguhnya aku berlindung dengan-Mu daripada hati yang tidak khusyuk, dan doa yang tidak didengari, dan daripada nafsu yang tidak puas serta ilmu yang tidak bermanfaat. Aku berlindung dengan-Mu daripada empat perkara itu."

Selain pahala dan rahmat Allah yang kita perolehi dari membaca al-Quran dan berzikir kepada Allah Ta’ala, kita juga akan menambah ilmu pengetahuan agama, menguatkan iman, menempa ketenteraman, menghapuskan dari hati segala perkara yang merungsingkannya. Ini adalah mujarab bagi orang yang biasa membaca al-Quran dan berzikir kepada Allah Ta’ala, kerana al-Quran dan zikrullah itu menjadi jampi dan penawar bagi semua penyakit hati dan ketidak-tenteraman jiwa dan fikiran.

ZiKrUl MaUt (InGaT aKaN mAtI)

Mati adalah sesuatu perkataan yang paling ditakuti oleh hampir setiap manusia. Setiap orang, juga binatang takut mati, kecuali beberapa manusia yang sudah putus asa dalam kehidupan ini, yang ingin segera mati. Wajar sekali kalau manusia takut mati, sebab mati bererti berpisah dengan segala yang ia miliki atau senangi, berpisah dengan segala yang disayangi atau dicintai. Berpisah dengan anak dan isteri serta kekasih. Berpisah dengan bapa atau ibu, berpisah dengan harta dan pangkat, berpisah dengan dunia dan segala isinya.

Semua orang takut mati, tetepi ada yang berlebihan sekali, ada pula yang takutnya itu sedikit sahaja, bahkan ada yang tak takut sama sekali, malah berani dan ingin mati. Ketakutan terhadap mati adalah kerana dua hal :-


Kerana kurang atau tidak adanya pengetahuan kita tentang mati, keadaan mati dan keadaan selepas mati adalah gelap. Semua orang takut menempuh tempat yang gelap dan tidak diketahui. Kerana doa dan kesalahan yang sudah bertumpuk dan tidak bertaubat, sehingga mendengar kata mati sudah terbayang azab dan seksa yang diperolehinya akibat dosa dan kesalahan tadi. Bagi orang cukup pengetahuan dan keyakinan terhadap hidup sesudah mati dan merasa dirinya tak pernah melakukan dosa dan kesalahan, maka baginya tak ada ketakutan terhadap mati malah ingin mati. Tetapi agama Islam melarang orang ingin cepat mati, agar dapat hidup melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya. Dan kalau ingin hidup lama adalah dengan tujuan agar dapat semakin banyak melakukan kebaikan bukan pula untuk dapat lebih banyak menumpuk harta dan kekayaan atau keturunan.


Ada beberapa petunjuk Rasullullah s.a.w. untuk selalu zikrul maut (ingat akan mati) ini, antara lain :-


1) Perintah memperbanyak mengingati mati :"Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan dan menjadikannya segala macam kelazatan (kematian)." ( Riwayat At-Turmudzi )

2) Mengingati kematian dapat melebur dosa dan zuhud :"Perbanyaklah mengingati kematian, sebab yang demikian itu akan menghapus dosa dan menyebabkan timbulnya kezuhudan di dunia." ( Riwayat Ibnu Abiddunya )


3) Kematian sebagai penasihat pada diri sendiri :"Cukuplah kematian itu sebagai penasihat." ( Riwayat Ath-Thabrani dan Baihaqy )


4) Orang cerdik ialah orang yang banyak mengingati mati :"Secerdik-cerdik manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya uantuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia dan akhirat." (Riwayat Ibnu Majah dan Abiddunya)


Agar selalu ingat kepada kematian perlu dilakukan perkara-perkara berikut :


1) Menyaksikan orang yang sedang sakaratul maut. Betapa dasyatnya dan menakutkan lebih-lebih kalau berdosa. Keadaan sakaratul maut ini digambarkan oleh Rasullullah dalam hadisnya yang bermaksud :"Sakitnya sakaratul maut itu kira-kira tiga ratus sakitnya pukulan pedang." ( Riwayat Abiddunya ).Sesungguhnya Nabi s.a.w. mempunyai segelas air ketika hendak meninggal dunia. Baginda memasukkan tangannya ke dalam air, kemudian menghusap wajahnya dengan air itu dan berkata : "Ya Allah, semoga Tuhan mempermudah kepada saya terhadap sakaratul maut ini." ( Riwayat Bukhari dan Muslim )


2) Mengunjungi orang sakit, sebab hujung dari penyakit ini tidak lain adalah kematian. Dari itu kita selalu waspada dan berhati-hati.


3) Melakukan ziarah kubur, sebagaimana sabda Rasullullah :"Lakukanlah ziarah kubur kerana ia mengingatkan mati." ( Riwayat Muslim )


4) Merasakan diri selalu diawasi Allah s.w.t. dimana saja kita berada. Oleh dengan demikian sentiasalah beramal yang baik. Rasullullah s.a.w. bersabda :"Seutama-utama iman seseorang itu ialah bahawa ia mengetahui dengan sungguh bahawa Allah s.w.t. itu ada bersama dengannya di manapun ia berada." ( Riwayat 'Ubadah bin Shamit )


5) Sedarilah bahawa perasaan kita sering disaksikan oleh anggota badan kita sendiri, yakni oleh lidah, tangan, kaki, kulit, telinga, mata dan hati. Hal ini difahamkan Allah dalam Al-Qur'an yang bermaksud : "Pada hari (ketika) lidah tangan dan kaki mereka menyaksikan atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan." ( An-Nur: 24 )


6) Begitu pula agar disedari bahawa perasaan kita selalu disaksikan. Dilihat dan diikuti oleh siang dan malam bumi tempat kita berpijak, langit serta malaikat Raqib dan Atib dan malaikat-malaikat lainnya. Allah s.w.t. berfirman :"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan hatinya. Dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat nadi lehernya sendiri. Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri, tiada sesuatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." ( Qaf: 16-18 )"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah." ( Ar-Ra'd: 11). (Malaikat ini disebut malaikat Hafazhad)


Sebagaimana disebutkan di atas bahawa mati adalah satu kejadian yang paling berat, paling menakutkan dan paling mengerikan. Satu kejadian yang pasti akan dihadapi dan dialami oleh setiap manusia, atau kejadian yang tak dapat dihindari dengan cara bagaimanapun juga. Para Nabi dan Rasul, jin dan malaikat sekalipun tidak dapat menghindari diri dari kematian ini.


Dalam Al-Qur'an Allah s.w.t. menjelaskan :


1) Kepastian tentang mati : 2) Kematian itu datang sesuai dengan ajal yang telah ditetapkan ke atas mereka (manusia). 3) Kemana saja manusia pergi/berlari kematian tetap akan mengejarnya. 4) Kematian datang tanpa pilih umur, tanpa pilih waktu dan tempat. 5) Cara mati : Rasullullah s.a.w. bersabda :6) Apabila telah tiba hukum Allah kepada seorang hamba untuk mati dan dikuburkan pada suatu tanah, Allah mengadakan suatu keperluan baginya untuk pergi ke tempat itu (sehingga mati dan dikuburkan pada tanah di situ)." ( Riwayat At-Tirmudzi )

HuBuNgAn DeNgAn AlLaH

~ Orang yang beriman itu ialah orang-orang yang mereka itu teringat Allah pada waktu berdiri, duduk, baring. Dan mereka bertafakur, maka bertambah lagi rasa kebesaran Tuhan, bertambah lagi rasa bertuhan ~

Hubungkan dengan Allah ada beberapa peringkat. Kalau tidak mengikuti peringkat yang disebutkan ini maka kita tidak dianggap berhubung dengan Tuhan walaupun percaya Tuhan itu ada, walaupun kita percaya Tuhan wujud, walaupun kita percaya Tuhan itu berkuasa,

I. Peringkat paling dasar [Percaya adanya Tuhan].

Diluar yang asas ini tidak dianggap seseorang itu berhubung dengan Tuhan.


Peringkat paling dasar adalah :


Percaya adanya Tuhan, Tuhan itu mempunyai sifat yang Maha sempurna, kesempurnaanya tak terhingga dan Maha suci Tuhan daripada mempunyai sifat2 kekurangan walaupun sebesardebu


Ini perhubungan yang paling lemah, akidah yang paling asas atau perhubungan yang paling asas dengan Tuhan. Kalau keluar dari peringkat ini maka dia bukan orang Islam, bukan orang mukmin. Tapi agar umat Islam kembali pada kewibawaan, peringkat ini tak cukup. Itu sekedar asas supaya orang tak jadi kafir saja, yakni memastikan imannya.


II. Peringkat kedua [Percaya adanya Tuhan dengan Ilmu].

Percaya Tuhan, Tuhan punya sifat sempurna 20 sifat yang dulu diajarkan guru kita. Mustahil bagi Tuhan, mempunyai sifat2 yang berlawanan dengan sifat2 yang wajib tadi itu dengan hujah2 akal dan naqli. Nash Qur’an & Hadist. Jadi perhubungan dengan Tuhan peringkat kedua ini lebih tinggi sedikit dari tahap pertama, tapi ini pun tak cukup untuk dapat mengembalikan wibawa umat Islam. Itu sekedar ada hujah, ada dalil, ada bukti dari sifat2 Tuhan yang sempurna itu.

III. Peringkat ketiga : Hubungan orang SOLEH dengan Tuhan.

Setelah dia mengenal Tuhan melalui tahap 1 & 2, datanglah rasa takut dengan Tuhan, datanglah rasa cinta dengan Tuhan.


Siapa dapat tahap 3 dia sudah dianggap terhubung dengan Tuhan, sudah masuk golongan orang soleh tapi belum masuk level bertaqwa. Di akhirat dia selamat tapi di dunia belum tahu. Untuk mengelak dari kehinaaan belum mampu lagi. Untuk mengelak dari diperkotak katikan oleh musuh, tak mampu lagi. Sebab yang Tuhan akan tolong dari diperkotakkatikan oleh musuh adalah orang bertaqwa. Sedangkan orang soleh belum lagi akan dapat pembelaan Tuhan. Banyak ayat yang berkata bila orang sudah bertaqwa maka Tuhan akan tolong. Tapi tak ada ayat yang mengatakan bahawa orang soleh akan ditolong Tuhan. Tapi di akhirat orang soleh akan selamat, dia ke syurga tapi hisabnya banyak. Tapi di dunia tak pasti selamat. Sebab standard dia hanya sebagai orang soleh dan tak bertaqwa pada Tuhan.

IV. Peringkat ke empat : Perhubungan orang BERTAQWA [ Muttaqqin ]

Orang bertaqwa mereka selamat di dunia dan selamat di akhirat. Di akhirat selamat dari neraka. Di dunia, Tuhan akan serahkan pada umat Islam yang bertaqwa. Bagaimanakah hubungan dengan Tuhan di tahap ini?


Selain takut dan cinta Tuhan, Rasa bertuhan dibawa kemana2.


Sepertilah Tuhan sebutkan dalam Qur’an :


“Orang yang beriman itu ialah orang2 yang mereka itu teringatkan Allah pada waktu berdiri, duduk, baring. dan mereka bertafakur, bertambah lagi rasa kebesaran Tuhan, tambah lagi rasa bertuhan.”


Hati sentiasa hidup : di kantor, sedang makan, sentiasa terasa kebesaran Tuhan, rasa kehambaan sentiasa terasa, rasa kehambaan, kehinaan diri terasa. Waktu makan, waktu duduk, waktu kerja, di pejabat terasa kebesaran Tuhan, terasa kecilnya diri. Ini perhubungan dengan Tuhan yang sudah bertaraf orang bertaqwa

V. Peringkat ke lima : MUQARRABIN & SIDDIQQIN

Yang paling tinggi orang yang mabuk dengan Tuhan, tenggelam perasaannya dengan Tuhan. mabuk. Kalau dia bukan pemimpin, dia akan gila. Tapi kalau dia pemimpin, Tuhan selamatkan macam Rasul saw, macam khulafaurrasyidin, kalau mereka sampai mabuk tak boleh pakai lagi, pemimpin2 Tuhan diselamatkan dari mabuk ini.


Macam Rasulullah, macam khulafaur rasyidin, macam para mujaddid, imam mujtahid. Sebab itu berguna bagi manusia. Tuhan jaga. Kalau dia bukan pemimpin, mujaddid, mujtahid, macam Uweis Al Qarni, dia mabuk langsung. Jumpa orang pun tak mau. Untuk dirinya saja dia selamat, tak dapat selamatkan orang lain.


Orang ini bukan bertaqwa lagi dia disebut muqarrabin dan siddiqin. Wali2 besar, dan Rasul & Nabi. Kita dapat taqwa cukup yaitu yang ke 4. kalau ramai umat Islam bertaqwa, Tuhan akan serahkan dunia. Segala yang hilang Tuhan kembalikan maka lahirlah wibawa semula umat Islam. Dunia akan diserahkan.


Jadi kata Tuhan kalau kita hendak selamat, wibawa semula, hendak dapatkan semua yang hilang, mesti buat hubungan dengan Tuhan. Perhubungan 1 & 2 sekedar sahkan iman. Keduanya tak selamat dunia akhirat. Cuma di akhirat tak kekal di neraka.


Peringkat yang ke 3 adalah orang-orang soleh. Di dunia dia tak dijamin selamat tapi di akhirat selamat. Sedangkan peringkat yang ke 4, peringkat orang bertaqwa, dia selamat dan menyelamatkan orang lain.


Bila ada orang bertaqwa agak ramai maka orang Islam yang lain sama2 dapat rahmat, sama2 terbela. Taraf perhub ke 5, ke 6 sudah tinggi sangat.


Habluminallah atau bentuk perhubungan dengan Tuhan yang paling sempurna adalah sembahyang.


Dalam sembahyang ini ada 3 bentuk perhubungan dengan Tuhan yakni : sembahyang perbuatan, sembahyang perkataan, sembahyang perasaan.


Sebab itu sembahyang wajib. Sembahyang ini adalah perhubungan dengan Tuhan yang paling sempurna dimana didalamnya ada perhubungan fisikal, perkataan dan perasaan. Yang diuraikan di atas tadi tidak semua aspek ada, hanya ada ilmu dan perassan sahaja. Sebab itu sembahyang tak boleh tinggal. Siapa yang tinggalkan sembahyang dengan sengaja kata Rasul saw, dia dianggap kafir.

LiMa SyArAt UnTuK mElAkUkAn MaKsIaT???!!!!

Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat." Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, "Jika kamu mahu menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh kamu melakukan maksiat." Lelaki itu dengan tidak sabar-sabar bertanya. "Apakah syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?"

Ibrahim bin Adham berkata, "Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezekinya." Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata, "Dari mana aku mahu makan? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah? "Ya!" tegas Ibrahim bin Adham. "Kalau kamu sudah memahaminya, masih mampukah memakan rezekinya, sedangkan kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?"


"Yang kedua," kata Ibrahim, "kalau mahu bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya! Syarat ini membuat lelaki itu terkejut setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, "Wahai Abdullah, fikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sedangkan kamu melanggar segala larangan-Nya?"


"Ya! Anda benar." kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga. Ibrahim menjawab, "Kalau kamu masih mahu bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!" Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata, "Wahai Ibrahim, ini nasihat macam mana? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?" "Ya, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan melakukan maksiat?" kata Ibrahim. Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat.


Ibrahim melanjutkan, "Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya, 'Ketepikan kematianku dulu. Aku masih mahu bertaubat dan melakukan amal soleh'." Kemudian lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersedar, "Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permintaanku?"


"Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahawa kamu tidak boleh menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau boleh lari dari kemurkaan Allah?"

"Baiklah, apa syarat yang kelima?" Ibrahim pun menjawab, "Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak mengiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau ikut bersamanya."


Perkataan tersebut membuat lelaki itu insaf. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya." Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran. "Mulai saat ini akut bertaubat kepada Allah." katanya sambil terisak-isak.

Selasa, 13 Disember 2011



Dalam sebuah hadis, diriwayatkan tentang seorang
penjahat yang ingin bertaubat. Ia masuk ke masjid.
Ketika itu Rasulullah S.A.W sedang mengimamkan solat.
Setelah menunaikan solat mereka berbincang-bincang dan
penjahat yang ingin bertaubat itu mendengar Rasulullah
S.A.W berkata, "Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu
yang haram maka akan memperolehinya ketika sudah
halal."

Setelah Rasulullah S.A.W dan para sahabat bersurai,

pemuda itu turut meninggalkan masjid. Hatinya masih
ragu untuk mengutarakan taubatnya. Namun ucapan Nabi
tadi amat terkesan di hatinya.

Malam pun menjelang. Suasana yang sering menggoda

dirinya untuk melakukan keburukan. Tiba-tiba dia
berhasrat untuk merompak salah sebuah rumah yang
dihuni oleh seorang janda. Ternyata di rumah janda itu
terdapat banyak makanan yang enak dan pasti mengundang
selera. Ketika dia sedang memulakan suapannya
tiba-tiba dia teringat kata-kata Rasulullah S.A.W.
siang tadi. Akhirnya dia tak jadi makan.

Tatkala beranjak ke bilik ke bilik lain, dia menjumpai

perhiasan dan wang yang banyak. Dan ketika dia hendak
mengambilnya, sekali lagi dia teringat kata-kata
Rasulullah S.A.W. Lalu dia membatalkan niat jahatnya.
Setelah itu dia masuk pula ke sebuah bilik yang besar.
Didapatinya janda mu'minah itu sedang terbaring tidur
dengan lenanya. Apabila ternampak wajah janda yang
cantik dan rupawan itu, dia tergoda dan bermaksud
untuk melampiaskan nafsunya. Namun tiba-tiba dia
teringat kembali kata-kata Rasulullah S.A.W tadi.
Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu yang haram ia
akan memperolehi barang tersebut ketika ia sudah
halal.

Akhirnya, sekali lagi beliau membatalkan niat

jahatnya. Lalu dia pergi meninggalkan rumah itu dengan
hati yang lega kerana mampu mengalahkan nafsunya.

Fajar mula menyinsing. Penjahat tadi pergi menunaikan

solat subuh di masjid. Kali ini dia bertekad, dia akan
bertaubat di hadapan Rasulullah S.A.W. Setelah solat,
beliau duduk menyendiri di satu sudut masjid, merenung
kembali peristiwa yang baru dialaminya malam tadi. Dan
menghitung betapa besar dosanya andai perbuatan itu
dilakukan.

Ketika matahari terbit datanglah seorang wanita ke

masjid dan menceritakan kepada Rasulullah S.A.W.
kejadian semalam di rumahnya. Walaupun tiada barang
yang hilang namun beliau khuatirkalau-kalau pencuri
itu datang menyelidik semalam dan akan datang lagi
malam nanti. Wanita itu juga memohon kepada Rasulullah
S.A.W. agar sudilah mencarikan seorang yang sanggup
menjaga rumahnya. "Kenapa kau hidup sendirian?" tanya
Rasulullah S.A.W padanya. Wanita itu menjawab bahawa
suaminya telah meninggal dunia.

Rasulullah S.A.W mengarahkan pandangannya kepada

seorang yang sedang duduk menyendiri di satu sudut
masjid. Rasulullah S.A.W bertanya pada lelaki tersebut
(penjahat tadi), adakah beliau sudah beristeri?

Setelah Rasulullah S.A.W mengetahui bahawa lelaki itu

telah kematian isterinya, maka baginda menawarkannya
seorang calon isteri. Lelaki itu terdiam begitu juga
janda yang mengadu tadi. Mereka sama-sama malu. Tetapi
Rasulullah S.A.W yang arif kemudian mengikat kedua
insan itu menjadi suami isteri yang sah. Dan, pecahlah
tangis lelaki itu, lalu diceritakannya kepada
Rasulullah S.A.W peristiwa yang sebenarnya, dan bahawa
pencuri itu tidak lain adalah dirinya sendiri.

Wanita itu keluar dari masjid dari masjid diiringi

lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Mereka
berjalan beriringan menuju rumah yang malam tadi
hampir dicerobohinya. Disana makanan-makanan yang enak
masih utuh seperti yang dilihatnya malam tadi. Bezanya
sekarang, makanan itu sudah tidak haram lagi. Maka
tanpa ragu-ragu makanan itu disantapnya.

Wang, emas dan perhiasan yang hendak dicuri, kini

sudah menjadi miliknya yang halal. Bahkan dia boleh
menggunakannya untuk berniaga, tanpa haram sedikitpun.
Sementara wanita cantik yang hampir dinodainya
semalam, kini benar-benar sudah menjadi isterinya...
berkat kemampuannya menahan nafsu syaitannya.

Lelaki itu berbisik sendiri dalam hati, "Benarlah

sabda Rasulullah S.A.W, barangsiapa meninggalkan yang
haram maka ia akan memperolehinya ketika ia sudah
menjadi halal."

Demikian indah Islam mengajar erti cinta. Cinta yang

tidak diliputi keraguan, cinta yang menimbulkan rasa
tenteram, cinta yang menumbuhkan kedamaian, cinta yang
menyuburkan keimanan dan ketaqwaan. Cinta yang apabila
kita meneguknya akan diperolehi kenikmatan yang lebih
dalam lagi.

Marilah kita menjenguk dan menyemak hati kita.

Masihkah ada cinta di sana? Sudahkah kita mengemas
cinta kita dengan kemasan Cinta Rabbani dan memberi
label halal di atasnya? Dan sudahkah kita
menyingkirkan cinta syahwat yang akan menjerumuskan
kita dalam petaka yang berpanjangan?

JoM sOlAt???



Mari menjaga solat
Ibadah solat ah... ah...
Tiang Agama Kita
Puteri remaja ah... ah...

Tiang yang elok
Di runtuh jangan diruntuh ah... ah...
Diri lah ia seikhlas
Oh seikhlas hati

( korus )
Mengapa kau bermenung
Oh adik berhati binggung
Mengapa kau bermenung
Oh adik berhati binggung
Lupakan saja dosa lalu
Pada dosa lalu...
Lupakan saja dosa
Pada dosa...

Mari menjaga solat
Ibadah Solat ah... ah...
Tiang Agama Kita
Puteri remaja ah... ah...

Tiang yang elok
Di runtuh jangan diruntuh ah... ah...
Diri lah ia seikhlas
Oh seikhlas hati

JaGaLaH aUrAt Mu WaHaI kAuM hAwA!!!!

~✿~Jagalah auratmu..Hargailah kecantikkan yang Allah anugerahkan pada dirimu..

~✿✿~Dirimu adalah milik Allah..Kecantikkan itu adalah milikNya..~✿✿~
...
~✿✿~Mahukah kamu kaum adam menerimamu kerana rupamu..Dan bukan kerana Allah..Dan bukan juga kerana Agamamu..Kelak apabila sudah 10 thun..Mereka yang menikahmu kerana rupa akan lupa akan dirimu..Dan mencari yang lain yang lebih cantik setelah rupamu dimamah usiamu..~✿✿~

~✿✿~Kecantikkan boleh hancur dimamah usia..Tetapi Agamamu dan amalmu takkan hancur walau dirimu bakal dimamah bumi..~✿✿~

~✿✿~Segala aurat yang ada padamu dapat dibaca oleh kaum adam maksud disebalik tiap auratmu..Berhati2lah..Hargai dan jaga kecantikkan kerana ianya milik Allah..Pinjaman dari Allah..Dan ujian dariNya..~✿✿~

~✿✿~Bukanlah diriku cemburu..Kerana diriku juga menjaga auratku..Diriku menasihati bukanlah bermakna diriku yang terbaik..Tapi kerana ku mahu kita sama2 pimpin tangan masuk syurga..Dan bukanlah memandang dihadapan mataku dengan siksaan Azab Api Neraka yang pedih..Nasihatilah diriku jua..Diriku juga hamba Allah yang dhaif..~✿✿~

~✿✿~Wanita sering dikagumi kaum adam..Jujur..Tiap kaum hawa mempunyai kecantikkan tersendiri..Jagalah Ia..^__^~✿✿~

~♥~Maafkan ana andai terlanjur kata..Diriku juga menasihati diriku..Sebagai Umat Nabi Muhammad..Berikanlah supaya Rasulullah tersenyum melihat kita akhirat t..Dan bukanlah membiarkan baginda menitiskan airmatanya yg ckup berharga~♥

~♥~Ana amat kasihkan kaum hawa..Sungguh ana sayang..^__^~♥~

SuRaT dArI iBliS



Hai manusia yang tersayang,

Tadi malam waktu akan tidur, aku lihat engkau tidak memuji Allah, tidak berselawat, tidak membaca ayat Kursi dan Kulhu. Ini bagus sekali kerana waktu akan tidur adalah waktu untuk tidur, bukan untuk membaca Al-Quran. Sesungguhnya engkau tidak membuang-buang masa.

Pagi ini aku melihat engkau tidak bangun mengerjakan solat subuh. Bagus skali ! Engkau telah membuktikan bahawa engkau adalah sahabatku yang budiman. Janganlah engkau bersusah-payah bangun dan memendekkan tidurmu. Tidurlah dengan nyenyak dan nyaman. Jangan hiraukan suara ayam berkokok yang mengejutkan engkau dari tidurmu. Bila subuh datang menjelang, udara masih dingin, tariklah selimutmu dan tidurlah sayangku seperti puteri kayangan. 

Aku lihat engkau jarang-jarang mengambil wudu'. Ini bagus sekali kerana engkau tidak membazirkan air dan tidak meningkatkan water bill " rumahmu. 



Aku lihat engkau tidak pernah membaca Bismillah sewaktu hendak makan. Ini bagus, kerana engkau tidak memenatkan mulutmu. Dan bila sudah kenyang, engkau tidak pernah menyebut Alhamdulillah. Ini bagus juga. Cukuplah engkau sendawa kuat-kuat seperti lembu!

Hai manusia yang kucintai,


Semalam ada seorang peminta sedekah datang ke rumahmu. Engkau menghalau dia dan menyuruhnya pergi tanpa engkau memberikan duit sesen ataupun seteguk air. Ini sangat bagus dan terpuji !! kerana engkau tidak membuang-buang duit dan tidak membazirkan rezekimu yang melimpah-ruah yang diberi Allah kepadamu. Engkau seorang yang berjimat-cermat. Biarlah rezeki engkau untuk kegunaan engkau seorang, untuk menonton wayang, berholiday di Genting dan membeli kemewahan dunia.

Aku melihat apabila engkau bertemu dengan sahabat handaimu, engkau tidak mengucapkan Assalamualaikum. Engkau mengucapkan " HAI EVERYBODY " ! Ini bagus juga kerana engkau menunjukkan bahawa engkau mengerti adab resam orang kafir dan engkau mengerti bahasa Enggeris. Tak perlu engkau belajar membaca bahasa Arab kerana ini bukan bahasa antarabangsa. Engkau telah membuktikan bahawa engkau dan aku adalah sahabat sejati. Sudah tentu engkau adalah seorang yang budiman kepada kaumku. 

Duhai Manusia,

Di sepanjang Ramadhan, telah lemah seluruh urat sendiku, telah terbakar seluruh jasadku, merintih ku kesakitan, bila setiap kali ku lihat hamba-hambaNya yang penat berpuasa di siang hari dan di malam hari menghabiskan waktu dengan bertarawikh, berzikir dan merintih mengenang dosa-dosanya yang lepas, kerana pintu taubat telah dibuka oleh Allah dengan seluas-luasnya... 

Sanggupkah dirimu melihatku menderita sebegini??? oh kekasihku...bantulah diriku ~~~

Namun, aku tetap gembirakerana ada di antara kalian yang masih sudi menjadi temanku.. melepaskan peluang rahmat Allah dengan mengucapkan perkataan yang sia-sia, mengumpat, tidak bertarawikh, malah mencipta persengketaan...

Aduhai... tubuh badanku yang terbelenggu telah segar kembal... Cukuplah NAFSU manusia sendiri menjadi penyambung tugasku di sepanjang bulan yang dirahmati ini.. Di Akhirat nanti, engkau dan aku dapat berjalan bersama-sama... kita berpegangan tangan menuju NERAKA JAHANAM....

ikhlas dari yang mencintaimu :
Makhluk yang sentiasa meminati dan terus menggodamu...
Iblis Laknatullah

p/s : Surat cinta dari iblis inikah yang mahu kita kumpul dan lakukan?? bilakah pula akn kita terima surat cinta abadi dari Allah... Yang Maha Penyayang pada hamba-hambaNya yang soleh dan solehah...  

keyakinan terhadap Allah S.W.T dan agama Islam oleh sesetengah manusia menjadi goyah dan ragu-ragu sehingga akhirnya jatuh kepada pujuk rayu syaitan yang menyediakan tuhan yang nampak di depan matanya atau dapat dirasakan olehnya. 

“ Berkata Iblis : Wahai tuhanku demi kerana engkau menyesatkan aku maka pasti akan aku hiaskan kepada mereka (manusia) di dunia ini sehingga mereka memandang baik (akan kesesatan yang dihiaskan) dan sungguh akan aku sesatkan mereka itu semuanya”(Al-Hijr : 39).


Wallahualam... (",)

JaBaT tAnGaN dEnGaN wAnItA bUkAn MaHrAm???

Hukum Menyentuh Wanita bukan Mahram
Menyentuh wanita yang bukan mahram termasuk perkara yang diperselisihkan. Namun pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang mengharamkan, berdasarkan dalil-dalil berikut:

1. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyentuh tangan wanita bukan mahram, bahkan dalam baiat sekalipun.

Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha yang berbunyi:

والله ما مست يد رسول الله يد امرأةٍ قط -يعني عند البيعة- ما كان يبايعهن إلا بالكلام،

“Wallaahi (demi Allah) tangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menyentuh wanita (non mahram) sama sekali (ketika baiat). Beliau tidak membaiat mereka (dengan jabat tangan) kecuali dengan ucapan saja”. (HR Bukhari dan Muslim)

Berkata Al Imam al Hafidz  Ibnu Katsir rahimahullah  : “Hadits ini sebagai dalil bahwa bai’at wanita dengan ucapan tanpa dengan menyentuh tangan”.Tafsir Ibnu Katsir (4/60)

Berkata Imam An-Nawawy  rahimahullah  : “Dalam hadits ini terdapat  penjelasan bahwa bai’at wanita dengan ucapan, bukan dengan menyentuh tangan”. (Syarh Shahih Muslim 13/16).

Hukum  asal dalam berbai’at adalah dengan cara menyentuh tangan sebagaimana Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam membai’at para sahabatnya dengan cara menyentuh tangannya. Namun ketika membaiat para wanita beliau hanya membaiat mereka dengan perkataan tanpa berjabat tangan. Hal ini menunjukkan haramnya menyentuh/berjabat tangan kepada selain mahram dalam berbai’at, apalagi bila hal itu dilakukan bukan dengan alasan bai’at tentu dosanya lebih besar lagi.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Shahabiyyah  Amimah bintu Raqiqoh radhiyallahu ‘anha , sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘alahi wasallam bersabda :

إِنِّيْ لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ

“Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita”. (HR. Malik, Ibnu Majah, An Nasaai dll) .

Berkata Ibnu ‘Abdil Barr  rahimahullah : “Dalam perkataan beliau “aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita” ada dalil tentang tidak bolehnya seorang lelaki bersentuhan dengan wanita yang tidak halal baginya (non mahram), menyentuh tangannya dan berjabat tangan dengannya”. (At Tamhid 12/243).

2. Lebih Baik Ditusuk jarum Besi Daripada menyentuh wanita yang tidak halal.

Sebagaimana dalam hadits Ma’qil bin Yasar radhyillahu ‘anhu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَأَنْ يُطْعَنُ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ

“Andaikata kepala salah seorang diantara kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya”. (HR  Ath-Thobrany  dan Al-Baihaqy  dan dishohihkan oleh syeikh Al-Albany dalam Ash-Shohihah).

Berkata Abu ‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali Al-Makkiy   ; “ Hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh dan berjabat tangan dengan selain mahram adalah termasuk dosa besar”. (Az zawaajir 2/4).

Berkata Asy-Syinqithy  rahimahullah (Adwa` Al-Bayan 6/603) : “Tidak ada keraguan bahwa fitnah yang ditimbulkan akibat menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram lebih besar dan lebih kuat dibanding fitnah memandang”. ( Adhwaaul Bayaan 6/603).

3. Berjabat Tangan Dengan Wanita Non Mahram termasuk Zina tangan.

Hal ini berdasarkan hadits  Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menegaskan :

إِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبَهُ مِنَ الزَّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زَنَاهُمَا النَّظَرُ وَالْأُذَنَانِ زِنَاهُمَا الْإِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi setiap anak Adam bagiannya dari zina, ia mengalami hal tersebut secara pasti. Mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zananya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang dan kaki zinanya adalah berjalan dan hati berhasrat dan berangan-angan dan hal tersebut dibenarkan oleh kemaluan atau didustakan”. (HR Bukhari dan Muslim)

Siapa Saja Yang Termasuk Mahram?
Para Ulama menyatakan,wanita menjadi mahram karena tiga sebab:
1. Nashab (Kelahiran atau keturunan).
2. Radhaa’ah (Persusuan).
3. Mushaharah (Pernikahan/Besanan).

Dari ketiga penyebab ini ada mahram yang muabbad (permanen selama-lamanya): mahram karena nashab dan pesusuan, dan ada mahram yang ghairu muabbad (sementara) yaitu mahram karena pernikahan (mushaharah).

1. Mahram Karena Nashab.

Mahram karena nashab adalah mahram yang berasal dari  hubungan keluarga atau hubungan darah. Mahram karena nashab terdiri dari tujuh  sebagaimana diterangkan dalam Surah An Nisa ayat 23, yaitu:
a. Ibu kandung dan seterusnya keatas seperti nenek, ibunya nenek.
b. Anak wanita dan seteresnya ke bawah seperti anak perempuannya anak perempuan.
c. Saudara kandung wanita.
d. `Ammat/ Bibi (saudari ayah).
e. Khaalaat/ Bibi (saudari  ibu).
f. Banatul Akh; Anak wanita dari saudara laki-laki/Keponakan perempuan dari saudara laki-laki.
g. Banatul Ukht; putri dari saudari/keponakan perempuan
2. Mahram Karena Radhaa’ah (Persusuan).
a. Ibu yang menyusui.
b. Ibu dari wanita yang menyusui (nenek).
c. Ibu dari suami yang isterinya menyusuinya (nenek juga).
d. Putri  dari ibu yang menyusui (saudari  sesusuan).
e. Saudari  dari suami wanita yang menyusui.
f. Saudari dari ibu yang menyusui.
3. Mahram Karena pernikahan, (Mushaharah)
a. Ibu dari isteri (Ibu mertua ).
b. Anak wanita dari isteri  yang telah digauli (anak tiri perempuan).
c. Isteri dari anak laki-laki (menantu perempuan).
d. Isteri dari ayah (ibu tiri).
(Lih:Qs An Nisa :23).

wallahu a’lam

 

Rabu, 28 September 2011

BaCa La WaHaI LeLaKi YaNg SuKa MeRoKoK!!!!

SEJARAH TERCIPTANYA ROKOK!!! Rasulullah SAW pernah bersabda (maksudnya) : “Kelak akan datang kaum-kaum di akhir zaman, mereka suka menyedut asap tembakau dan mereka berkata: Kami adalah umat Muhammad padahal mereka bukan umat ku dan aku juga tidak menganggap mereka sebagai umat ku, bahkan mereka adalah orang yang celaka” Abu Hurairah R.A yang mendengar sabda tersebut bertanya: “Bagaimana sejarah tembakau itu tumbuh wahai Rasulullah?” Sabda Rasulullah SAW : “ Sesungguhnya setelah Allah menciptakan Adam dan memerintahkan para malaikat untuk sujud (tanda penghormatan) kepada Adam, seluruh malaikat kemudian sujud kepadanya kecuali iblis. Dia enggan, sombong dan termasuk orang-orang yang kafir. Allah bertanya kepada iblis : Wahai iblis apa yang menyebabkan kamu tidak mahu sujud ketika Aku memerintahkan mu? Kata iblis : Aku lebih baik darinya, aku tercipta dari api sedangkan ia dari tanah. Allah berfirman: Keluarlah engkau dari syurga, sesungguhnya engkau terkutuk dan engkau dilaknat hingga akhir. Iblis keluar dalam ketakutan hingga terkencing-kencing. Dari titisan kencing iblis itulah tumbuh sejenis tumbuhan yang dinamakan pokok tembakau.” Nabi bersabda lagi : “Allah memasukkan mereka ke dalam neraka dan sesungguhnya tembakau adalah tanaman yang keji” (Saya petik keseluruhan maksud hadis ini dari buku ‘HARAM MEROKOK’ oleh Adil Akhyar muka surat 12) Kepada rakan2 ku yang merokok, moga kita tidak rasa tersinggung hati dengan hadis ini

HaYaTiLaH SiFaT TuHaN HiNgGa JaTuH CiNTa KePaDaNyA


Tuhan itu Pengasih dan Penyayang Tetapi bila kita bahaskan pula sifat Pengasih dan Penyayang kepada makhluk-Nya, sekali lagi kita merasa kagum. Dia sangat kasih dan sayang terutama kepada manusia sebagai hamba-Nya. Kasih sayang-Nya tiada batas dan hadnya. Kasih sayang Tuhan pula tanpa bersebab atau berkepentingan. Kalau seorang ibu mengasihi anaknya hatta nyawa sanggup dijadikan tebusan, namun kasih sayang Tuhan melebihi kasih seorang ibu terhadap anaknya. Dia juga tidak pilih kasih. Manusia walau apa bangsa, bahasa, agama, warna kulit serta berbagai taraf kedudukannya di tengah masyarakat tetap mendapat kasih sayang Tuhan. Banyak bukti yang menunjukkan kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya, antaranya: Firman Allah yang bermaksud: "Dia yang menjadikan untuk kamu bumi sebagai hamparan dan langit bagaikan binaan dan diturunkan danpada langit itu air (hujan) maka darinya dikeluarkan buah-buahan sebagai rezeki untuk kamu. Maka dengan sebab itu janganlah kamu mencipta sekutu bagi Allah sedangkan kamu mengetahuinya." (Al Baqarah :22) Firman lain yang bermaksud:"Sesungguhnya pada ciptaan langit dan bumi, dan silih berganti malam dan siang dan bintang yang bergerak amat berguna pada nelayan, Allah menurunkan dari langit hujan maka ia menghidupkan bumi yang mati dan dibiakkan di atasnya segala macam haiwan, dan dipindahkan angin dan awan di antara langit dan bumi, itu semua sebagai tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal." Allah sangat kasih kepada hamba-Nya yang menurut perintah-Nya namun bagi yang terlanjur dan banyak melakukan dosa; Allah tetap memujuk agar tidak berputus asa dari kasih sayang-Nya.

Ini jelas dalam sebuah firman-Nya yang bermaksud: "Katakanlah: Wahai hamba-Ku yang melampaui batas ke atas din sendiri, janganlah kamu berputus asa dan kasih sayang Allah, sesungguhnya Allah boleh mengampuni dosa-dosa semua, sesungguhnya Dia Tuhan yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang" Mari kita lihat lagi kasih sayang Tuhan kepada kita.Sewaktu kita di uji dengan kesakitan Dialah yang menyembuhkannya. Sewaktu kita lapar dan kehausan, Dialah yang memberi makan dan minum. Sewaktu kita keseorangan, Dia kurniakan suami atau isteri serta anak-anak agar rasa terhibur. Sewaktu dilanda masalah, Dialah yang memberi jalan penyelesaiannya. Sewaktu kita berhajat kepada sesuatu, Dialah yang menunaikan hajat yang kita pinta itu. Kalaupun tidak semuanya dikabulkan tapi ada juga sebahagiannya yang telah dikabulkan. Kalau mahu dihitung terlalu banyak bukti menunjukkan kasih sayang Tuhan kepada kita. Cukup sekadar beberapa contoh membuktikan begitulah kasih sayang Tuhan kepada hamba-hamba-Nya. Murka Tuhan Berhikmah

Walaupun hebat kasih sayang Tuhan, namun Dia boleh murka kepada hamba-Nya. Tetapi kemurkaanNya berhikmah dan mengandungi pengajaran. Sebagai contoh apabila berlaku kemarau panjang di sesebuah tempat, musnahlah tanaman dan banyak haiwan yang mati; manusia juga merasai kesengsaraan akibat kekurangan makanan. Mengapa Allah biarkan manusia menderita, memusnahkan tanaman haiwan ternakan? Apakah Allah tidak kasih kepada makhluknya? Sebenarnya takdir yang berlaku itu ada hikmahnya. Allah ingin menghukum kesalahan manusia di dunia supaya kita terlepas daripada hukuman-Nya di Akhirat yang maha dahsyat. Selain dari itu hikmah di sebalik musibah ialah agar manusia merasai betapa lemah dan dhaif hingga tidak berupaya berhadapan dengan kekuasaan Allah SWT. Ini menyedarkan kita sebagai hamba lebih baik menyerah saja kepada Allah SWT.

Musibah juga bagi orang yang beriman ada dua maksud iaitu sebagai penghapusan dosa dan sebagai pengangkat darjat di sisi Allah bagi yang tidak berdosa. Rasulullah SAW bersabda maksudnya: "Setelah seseorang itu tercatat namanya di Syurga dan dia tidak berupaya mencapainya melalui ibadah, maka Allah SWT mendatangkan ujian yang dengannya dia bersabar maka kekallah namanya sebagai ahli Syurga." (Riwayat At Tabrani) Rasulullah SAW bersabda lagi maksudnya: "Apabila Allah menyayangi hamba-Nya maka dia diuji agar Allah mendengar rintihannya (dengan kerendahan diri)." (Riwayat Al Baihaqi) Rasulullah SAW bersabda maksudnya: "Tiada seorang mukmin ditimpa kesakitan, kepayahan, penyakit, kesedihan hatta duri yang menusuk, kecuali dengan itu menghapuskan dosa-dosanya." (Riwayat Al Bukhan) Sebab itu kalau manusia faham, dia akan tenang menghadapi ujian itu. Sebaliknya jika dia tidak faham maksud Tuhan, kemudian tidak sabar, maka dia berhadapan dengan dua kesusahan. Pertama kesusahan kerana ujian kemarau yang menimpa. Kedua, susah hati dan menderita dengan kesusahan tersebut."

19 HaDiS nAbI mEnGeNaI wAnItA


1.Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia".

2.Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya.Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

3.Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

4.Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

5.Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

6.Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.

7.Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, darajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah dan orang yang takutkan Allah, akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

8.Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.

9.Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

10.Perempuan apabila sembahyang limawaktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.

11.Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 lelaki yang soleh.

12.Aisyah berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab rasulullah, "Suaminya. "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah, "Ibunya".

13.Apabila memanggil akan engkau dua orang ibubapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

14.Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut,burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga sembahyang dan puasanya.

1. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
2. Syurga itu di bawah tapak kaki ibu.
3. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Nabi s.a.w) di dalam syurga.
4. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga.
5. Daripada Aisyah r.a. Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.


"Barangsiapa mempunyai harta yang banyak, akan lama hisabnya pada hari Akhirat." Hadits Riwayat :Imam Ahmad bin Hambal
Wassalaamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yg akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yg tidak memberikan hak kpd wanita dan tidak menjaga amanah itu.


1. Ayahnya

Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak mempedulikan anak2 perempuannya didunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat,mengaji dan sebagainya Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup kalau dgn hanya memberi kemewahan dunia sahaja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya.

(p/s; Duhai lelaki yg bergelar ayah, bagaimanakah hal keadaan anak perempuanmu sekarang?. Adakah kau mengajarnya bersolat & saum?..menutup aurat?.. pengetahuan agama?.. Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah utk menjadi bahan bakar neraka jahannam.)

2. Suaminya
Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul! bebas di pejabat, memperhiaskan diri bukan utk suami tapi utk pandangan kaum lelaki yg bukan mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun seorang yg alim dimana solatnya tidak pernah bertangguh, saumnya tidak tinggal, maka dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dlm neraka.

(p/s; Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia? Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya mengikut ketetapan syari'at, maka terimalah hakikat yg kau akan sehidup semati bersamanya di 'taman' neraka sana .)

3. Abang-abangnya

Apabila ayahnya sudah tiada,tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya sahaja dan adiknya dibiar melencong dari ajaran Islam,tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak.

(p/s; Duhai lelaki yg mempunyai adik perempuan, jgn hanya menjaga amalmu, dan jgn ingat kau terlepas... kau juga akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak...jika membiarkan adikmu bergelumang dgn maksiat... dan tidak menutup aurat.)

4. Anak2 lelakinya

Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yg haram disisi Islam. bila ibu membuat kemungkaran mengumpat, memfitnah, mengata dan sebagainya...maka anak itu akan disoal dan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak....dan nantikan tarikan ibunya ke neraka.

(p/s; Duhai anak2 lelaki.... sayangilah ibumu.... nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa.... krn ibu juga insan biasa... x lepas dr melakukan dosa... selamatkanlah dia dr menjadi 'kayu api' neraka....jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi penemannya.)

Lihatlah.....betapa hebatnya tarikan wanita bukan sahaja di dunia malah diakhirat pun tarikannya begitu hebat. Maka kaum lelaki yg bergelar ayah/suami/abang atau anak harus memainkan peranan mereka. Firman Allah S.W.T; "Hai anak Adam, peliharalah diri kamu serta ahlimu dari api neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia, jin dan batu-batu...."..!!!!